Penelitian dan Akademis

a

 

 

 

 

Filosofi Elemen: Stasiun Universitas Indonesia (UI)  bukan hanya sekadar batas-batas fisik namun sebuah tempat yang memantik pengetahuan. Hal tersebut manifestasikan kami dengan perpaduan antara proses (garis) yang menghasilkan temuan (lingkaran).

 

Universitas Indonesia (UI) adalah institusi modern, komprehensif, inklusif dan multikultural dengan berbagai disiplin ilmu. Sebagai universitas riset kelas dunia, UI aktif mendukung penemuan dan pengembangan ilmu, termasuk di bidang perkeretaapian. 

UI juga telah menandatangani Nota Kesepahaman dengan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) pada tahun 2022. Dokumen tersebut memuat pernyataan bahwa UI & PT KAI berkomitmen untuk bekerja sama dalam hal penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan serta pengadaan, pendidikan, dan pelatihan sumber daya manusia. 

Pada bagian ini, disajikan penelitian dari sivitas akademika UI dari berbagai disiplin yang memperluas wawasan dan berkontribusi terhadap kemajuan sistem perkeretaapian di Indonesia. Data dan temuan yang disajikan diperoleh dari Perpustakaan Pusat UI-salah satu perpustakaan terbesar di Asia tenggara-dan Science Techno Park UI yang mendukung aktivitas prototyping, startup inkubasi, dan komersialisasi hasil penelitian. 

 

Penelitian Sivitas Akademika UI tentang Perkeretaapian

 

PENELITIAN UI

Daftar penelitian sivitas akademika UI tentang Perkeretaapian 

 

Data disajikan berdasarkan basis data scholar.ui.ac.id, portal resmi Universitas Indonesia (UI) untuk publikasi penelitian terkini sivitas akademika UI. Kategori ditentukan berdasarkan kehadiran kata kunci utama dalam karya ilmiah. Per 28 Juli 2025, tercatat 113 penelitian yang membahas perkeretaapian dari berbagai disiplin ilmu. Ruang lingkup karya mencakup jurnal ilmiah, paten, hak kekayaan intelektual, dan buku. 

 

 

Analisis SDGs dari Data Penelitian 

1. SDG 9 – Industri, Inovasi, dan Infrastruktur  

Relevansi: Data seperti High Speed Rail, Railway, Infrastructure Project, dan Railway Station berkontribusi langsung pada pembangunan infrastruktur yang andal dan modern.

Dukungan Data:

Railway: 30

High Speed Train: 9

Mass Rapid Transit: 8

Infrastructure: 3

Transportation:2

9
 

 

2. SDG 11 – Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan 

Relevansi: Moda transportasi publik seperti Commuter Line, MRT, dan Skytrain mendukung mobilitas yang inklusif dan mengurangi kemacetan serta emisi.

Dukungan Data:

Commuter Line: 17

Mass Rapid Transit (MRT): 8

Skytrain: 2

Station Area: 8

Public Transportation: 3

Airport Rail Link: 3

11
 

 

3. SDG 13 – Penanganan Perubahan Iklim 

Relevansi: Pengembangan transportasi berbasis rel (kereta) berkontribusi terhadap pengurangan emisi karbon dibanding transportasi berbasis bahan bakar fosil.

Dukungan Data:

Train: 17

Railroad: 1

Railway: 30

13
 

 

4. SDG 8 – Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi 

Relevansi: Data mengenai Railways Workers menunjukkan penciptaan lapangan kerja di sektor transportasi.

Dukungan Data:

Railways Workers: 2

 

8
 

 

5. SDG 3 – Kehidupan Sehat dan Sejahtera 

Relevansi: Data mengenai Train Accident menunjukkan bahwa aspek keselamatan dan kesehatan dalam transportasi publik harus menjadi perhatian.

Dukungan Data:

Train Accident: 2

3
 

 

Rangkuman Penelitian Sivitas Akademika UI tentang Perkeretaapian

 

 
Introver Lebih Suka Naik Kereta Dibanding Ekstrover? 

Penelitian ini membahas bagaimana kepribadian mahasiswa introver dan ekstrover memengaruhi perilaku pencarian informasi mereka saat menggunakan transportasi umum. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 361 mahasiswa/i Universitas Indonesia yang menggunakan transportasi umum selama 6 bulan terakhir dan telah mengikuti tes MBTI. 

Hasilnya? Mahasiswa Introver menggunakan KRL lebih sering dibandingkan dengan Mahasiswa Ekstrover. Mengapa? Kebijakan dilarang berbicara di dalam KRL ternyata jadi daya tarik bagi para introver! Mereka merasa lebih nyaman dalam suasana tenang dan minim interaksi sosial. Mahasiswa Introver ternyata memiliki antusiasme yang lebih tinggi dalam merencanakan perjalanan sebelum berpergian dibandingkan Mahasiswa Ekstrover

 

1

(Foto: Fadli Fakhirin)

 

aa
s

 

 

2

(Foto: Katrin Bolovtsova/Pexels)

 

 

 
Tanggung Jawab Yuridis Perusahaan Umum Kereta Api terhadap Kecelakaan Kereta Api 

Penelitian ini mengangkat kasus dua perempuan yang menggugat petugas penjaga lintasan dan Perumka (kini PT KAI) atas kecelakaan tragis pada 1990 yang merenggut nyawa suami mereka. Saat palang otomatis rusak, sang petugas justru meninggalkan pos dan bekerja di toko bangunan seberang rel. Kelalaiannya dianggap sebagai perbuatan melawan hukum dan Perumka sebagai pemberi kerja diminta bertanggung jawab berdasarkan Pasal 1367 KUH Perdata. 

Dua perempuan itu menuntut ganti rugi materiel dan imateriel. Putusan Pengadilan Negeri Bandung pada akhirnya mengabulkan permohonan ganti rugi materiel, sedangkan kerugian imateril ditolak oleh pengadilan karena korban dianggap abai dalam memperhatikan rambu lalu lintas sekitar perlintasan rel. Perumka bertanggung jawab atas kelalaian petugasnya dengan mengganti kerugian materiel kepada penggugat.

 

 
Pengaruh kebisingan dari suara kereta api terhadap desain bangunan di sekitar jalur kereta api  

Penelitian ini mengkaji dampak kebisingan kereta api terhadap desain bangunan di sekitar jalur rel. Studi kasus Menara Saidah dan Perumahan DPR Kalibata menunjukkan bahwa desain bangunan di Indonesia belum efektif meredam kebisingan karena kurangnya penerapan standar peredam suara.  

Untuk mengatasi hal ini, diperlukan sinergi antara pemerintah, arsitek, dan masyarakat dalam merancang tata ruang yang lebih sensitif terhadap kebisingan. Arsitek disarankan memilih material dan strategi desain yang efektif meredam suara.PJKA (sekarang PT KAI) juga disarankan membangun dinding penghalang suara dan menanam pohon-pohon berdaun lebat di sepanjang jalur untuk meredam suara klakson dari atas kereta.

3

(Foto: Salman/Pexels)

 

 

 

 

a

(Foto:Irvan Alaidrus/IRPS)

 

 

Peran Kereta Api Indonesia (KAI) sebagai Infrastruktur Transportasi Wilayah Perkotaan   

Kereta api menjadi salah satu alat transportasi yang paling diminati serta efektif  mobilisasi manusia maupun barang di Indonesia. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana peran kereta api dalam menunjang aksesibilitas wilayah. Pada studi kasus di Maja (wilayah Rangkas Bitung-Merak), kereta api sangat membantu dalam mengakomodir aktivitas serta mobilitas kehidupan masyarakat di sana.

 

 

 

Penelitian: Model Pilihan Penumpang Angkutan Kota dan Kereta Rel Listrik di Jakarta

Penelitian ini mengkaji faktor-faktor yang memengaruhi preferensi penumpang dalam melakukan perjalanan KRL di rute Jakarta Kota–Tanjung  Priok. Dari tiga variabel yang diuji (lamanya waktu perjalanan, tarif, dan jumlah frekuensi datangnya kereta), diperoleh kesimpulan bahwa ahwa faktor yang paling memengaruhi pilihan moda responden yang disurvei adalah tarif KRL. Peningkatan tarif KRL akan mengurangi probabilitas untuk memilih KRL atau sebaliknya penurunan tarif meningkatkan probabilitas penggunaan KRL.

AA

(Foto: Adam Faridl/IRPS)

 

 

Studi Kualitas Hidup Pekerja Komuter Pengguna KRL Commuter Line dan Busway Transjakarta dari Bogor ke Jakarta

Penelitian mengkaji tentang kualitas hidup para pekerja yang menggunakan komuter busway Transjakarta dan KRL Bogor ke Jakarta. Variabel kualitas hidup di sini terdiri atas aspek fisik, mental, hubungan sosial, dan lingkungan. Kesimpulan penelitiannya, kualitas para pekerja yang dijadikan sampel berada dalam kategori baik, terutama di aspek mental dan lingkungannya. Sedangkan untuk aspek fisik, skornya sangat rendah karena para pekerja yang kerap mengalami kelelahan bekerja, masalah tidur, dan sakit. 

Studi Kualitas Hidup

Ilustrasi. (Foto: Commuterline.id)

 

 

 

 
Transportasi Berkelanjutan: Desain Kereta dan Stasiun Ramah Perempuan (Studi Kereta Rel Listrik Jabodetabek)

Minat penglaju perempuan pada penggunaan moda transportasi Kereta Rel Listrik (KRL) Jabodetabek masih rendah. Salah satu penyebabnya adalah desain kereta dan stasiun KRL Jabodetabek yang belum sepenuhnya merepresentasikan kebutuhan mobilitas ulang-alik harian dari penglaju perempuan. Berdasarkan permasalahan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk menciptakan desain kereta dan stasiun KRL Jabodetabek yang ramah kepada perempuan, khususnya penglaju perempuan pengguna KRL Jabodetabek.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa desain kereta dan stasiun KRL ramah perempuan ditentukan oleh enam indikator, yaitu biaya tarif, aksesibilitas, ketepatan waktu, lingkungan alami, kenyamanan, dan keamanan. Hal tersebut menyimpulkan bahwa desain ramah perempuan terwujud melalui keselarasan ketiga pilar keberlanjutan—lingkungan, sosial, dan ekonomi.

 

a

Ilustrasi. (Foto: Commuterline.id)

 

 

Optimasi Kinerja Fuel Cell pada Sistem Kereta Hibrida menggunakan Metode External Energy Maximization Strategy 

Dalam sistem sumber daya hibrida, strategi manajemen energi (EMS) pada dasarnya hanya mengatur pembagian daya tanpa mempertimbangkan optimalisasi kinerja sistem. Oleh karena itu, penelitian ini dirancang EMS berbasis optimasi pada kereta hibrida dengan sumber daya fuel cell (FC), baterai dan superkapasitor dengan metode External Energy Maximization Strategy (EEMS).

Strategi ini dirancang untuk memaksimalkan energi yang disuplai oleh baterai dan superkapasitor melalui state of charge (SOC) baterai dan tegangan DC bus sehingga dapat meminimalisasi konsumsi hidrogen dan meningkatkan efisiensi keseluruhan sistem. Hasil simulasi memperlihatkan bahwa strategi ini mampu memaksimalkan kinerja baterai dan superkapasitor.

Efisiensi sistem berhasil ditingkatkan menjadi 86,37% dan konsumsi hidrogen berhasil dikurangi 10% dari strategi pembandingnya. State of charge (SOC) baterai juga mampu dipertahankan untuk tetap dalam rentang batas yang telah ditentukan. 

17

 

 

 

Standar Kompetensi Sumber Daya Manusia Penyelenggara Perkeretaapian Modern

Dalam sistem sumber daya hibrida, strategi manajemen energi (EMS) pada dasarnya hanya mengatur pembagian daya tanpa mempertimbangkan optimalisasi kinerja sistem. Oleh karena itu, penelitian ini dirancang EMS berbasis optimasi pada kereta hibrida dengan sumber daya fuel cell (FC), baterai dan superkapasitor dengan metode External Energy Maximization Strategy (EEMS). Strategi ini dirancang untuk memaksimalkan energi yang disuplai oleh baterai dan superkapasitor melalui state of charge (SOC) baterai dan tegangan DC bus sehingga dapat meminimalisasi konsumsi hidrogen dan meningkatkan.

Efisiensi keseluruhan sistem. Hasil simulasi memperlihatkan bahwa strategi ini mampu memaksimalkan kinerja baterai dan superkapasitor. Efisiensi sistem berhasil ditingkatkan menjadi 86,37% dan konsumsi hidrogen berhasil dikurangi 10% dari strategi pembandingnya. State of charge (SOC) baterai juga mampu dipertahankan untuk tetap dalam rentang batas yang telah ditentukan.

a
 

 

Penelitian: Design and Analysis of Optical Fiber Network for Railway Communication Lines 

The development of the railroad industry in Indonesia by P.T. Kereta Api Indonesia (KAI) is one of the strategic development programs for the transportation of passengers and goods. The system should also guarantee the function of the entire signaling and telecommunications equipment system. Replacement of current communication lines from coaxial with fiber-optic networks is an improvement step to obtain a reliable communication system.

Fiber optic networks offer high data rates and high levels of security to meet the ever-increasing bandwidth requirements. This paper reviews and proposes the north coast route of Java as the main route on the Java island, especially from the Bojonegoro Station to Surabaya Pasar Turi Station. The replacement design from the use of coaxial to the optical fiber is a ring configuration and one station jump in each hop. This ring configuration is anticipation if the channel has broken at one of the stations. Therefore, communication is remain guaranteed with the path in the opposite direction.

Design
 

 

Factor Analysis of Commuters’ Willingness to Use Public Transport 

Jabodetabek is the largest Indonesian metropolitan city with estimated daily trips of 47.5 million. According to Priadmaja, Anisa, Prayogi (2017), only 16.7% of the population uses public transport, contributing to 53% of traffic congestion in Jabodetabek. Furthermore, the continued increase of urban migration in search of employment, education, and other services has heightened the traffic congestion within the city and its surrounding areas.

To mitigate this challenge, the Transit-Oriented Development concept was initiated to maximize the use of public transport. However, not many people prefer to travel using public means and therefore, this research sought to analyze the factors that influence the commuters' willingness to use the available modes. Six variables were considered, including security, safety, amenities, affordability, equity, and regularity with limitations to KRL, MRT, and BRT modes. Questionnaires were issued to the respondents who filled the required information and sent them back.

The collected data was analyzed with the help of multiple linear regression equations. The results indicated that amenities, regularity, equality, safety, and affordability variables influenced the use of KRL mode. Furthermore, the MRT mode was affected by regularity, affordability, and equality variables while the variables that influenced the use of BRT mode included amenities, safety, orderliness, and equality. 

14

 

 

 

User Experience Evaluation on the Usage of Commuter Line Train Ticket Vending Machine

To deal with the increase of mass transportation needs problem, PT. Kereta Commuter Jabodetabek (KCJ) implements Commuter Vending Machine (C-VIM) as the solution. However, this implementation is causing problems and long queues when the user is not accustomed to using the machine. The objective of this research is to evaluate user experience after using the commuter vending machine, to analyze the existing user experience problem, and to achieve a better user experience design. User experience is measured using both quantitative and qualitative measurements.

The quantitative measurement comprises user performance metrics, such as task success, time on task, error, efficiency, and learnability. The qualitative measurement includes system usability scale questionnaire (SUS), questionnaire for user interface satisfaction (QUIS), and retrospective think aloud (RTA). This study shows that C-VIM has a bad performance and user experience. Interface redesign using activity relationship chart (ARC) was proposed and resulted in a better performance and user experience.

a
 

 

Hak Paten: Blok Rem Kereta Api Berbahan Komposit Aluminium ADC12 Berpenguat Nano-SiC dan Metode Pembuatannya 

Invensi ini berkaitan dengan metode pembuatan komposit aluminium ADC12 berpenguat nano SiC sebagai bahan blok rem kereta api yang terbuat dari bahan komposit paduan Alumunium ADC12 (Al-Si-Cu) dengan penambahan partikel penguat Nano-SiC sebesar 0,3 %berat, penambahan unsur Al-5Sr sebesar 0,025 %berat, Al-5Ti-B sebesar 0,04 %berat dan Mg sebesar 5%berat dibuat dengan metode pengecoran aduk.

Penambahan Al-5Sr bertujuan untuk modifikasi struktur eutektik menjadi fibrous dan Al-5Ti-B sebesar 0,04 %berat bertujuan sebagai penghalus butir sedangkan magnesium sebesar 5% berat digunakan untuk meningkatkan kemampubasahan dari partikel penguat SiC dengan matriks aluminium.

Blok rem kereta api dengan bahan komposit dari paduan ADC12 berpenguat nano-SiC mempunyai sifat mekanik yang baik sehingga dapat menggantikan blok rem kereta api berbahan besi tuang kelabu yang sebelumnya digunakan pada blok rem kereta api dikarenakan memiliki sifat ringan, murah dan memiliki ketahanan korosi dan kehandalan yang lebih baik. 

paten

Ilustrasi. (Foto: Unsplash)