UI dalam Reformasi 1998
Serangkaian Aksi Demonstrasi hingga Audiensi Universitas Indonesia
Sudah lebih dari 25 tahun, peristiwa yang membawa Indonesia ke era baru dalam demokrasi. Peristiwa yang dikenal dengan "Reformasi 98" tersebut muncul dari krisis ekonomi yang melanda Indonesia dari tahun 1997 yang kemudian menimbulkan keresahan dan munculnya aksi-aksi protes dari berbagai kalangan. Universitas Indonesia (UI) sebagai perguruan tinggi turut serta dalam Reformasi 1998 yang terjadi, baik dari mahasiswa, akademisi, maupun UI sebagai sebuah lembaga. Berikut Serangkaian aksi UI dalam Reformasi 1998 yang terjadi dari bulan Januari hingga bulan Mei.
Aksi pertama mahasiswa UI dilaksanakan pada tangga 19 februari 1998. Aksi ini berlangsung di Kampus UI Depok, tepatnya di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP UI). Aksi pertama ini diisi oleh orasi-orasi yang menuntut orde baru secara sadar dan damai mundur dari Pemerintahan Indonesia karena dianggap telah gagal menjalanikan amanat dari rakyat.
Beberapa hari berselang, tanggal 25 Februari 1998 mahasiswa UI berdemontrasi di Kampus UI Salemba. Dalam aksi ini, mahasiswa menutup papan "Selamat Datang di Kampus Perjuangan Orde Baru" yang terpasang di pertigaan jalan Salemba-Dipenogoro-Matraman dengan dua helai kain putih. Tidak hanya itu, massa aksi juga melakukan hal yang sama pada papan bertuliskan serupa yang terpasang di dekat Masjid Arief Rachman Hakim dengan cat semprot warna hitam. Aksi yang dilaksanakan pada tanggal 25 Februari ini oleh media massa dianggap sebagai aksi pertama yang menyetuskan ide reformasi. Dikatakan sebagai peristiwa pencetus bukan karena menjadi aksi pertama tetapi aksi ini disorot secara luas oleh media nasional.
Keesokan harinya, 26 Februari 1998 mahasiswa UI kembali menggelar aksi demonstrasi. Kali ini dilaksanakan di kampus UI Depok. Mahasiswa menutup tugu selamat datang ke kampus UI dengan kain putih yang bertuliskan "Kampus Perjuangan Rakyat". Selain itu, mahasiswa juga membentangkan spanduk bertuliskan "Turunkan harga. Hapuskan Monopoli, korupsi dan kolusi. Tegakkan kedaulatan rakyat. Tuntut suksesi kepemimpinan nasional. Mahasiswa dan rakyat bersatulan" di depan markas komando Resimen Mahasiswa UI.
Tidak hanya melalui aksi demonstrasi di kampus, mahasiswa UI juga menempuh jalur audiensi dengan mendatangi sidang umum MPR pada tanggal 5 Maret 1998. Mereka saat itu hanya diterima oleh fraksi ABRI yang diketuai oleh Letjen TNI Yunus Yosfiah dan Jenderal TNI Hari Sabarno. Mahasiswa UI dalam Audiensi tersebut menyampaikan penolakan terhadap laporan pertanggungjawaban Presiden Soeharto. Tidak hanya menyampaikan penolakan, mahasiswa UI juga memberikan dokumen kajian mengenai reformasi ekonomi dan politik kepada fraksi ABRI. Penyerahan kajian ini diwakilkan oleh Ketua Senat Mahasiswa UI saat itu, Rama Pratama.
Tujuh hari berselang, 12 Maret 1998 mahasiswa UI menggelar rapat akbar di lapangan parkir Balairung UI. Dalam rapat akbar tersebut, Rama Pratama menyampaikan 5 butir sikap mahasiswa UI yaitu pengecaman keras terhadap kerja MPR, peringatan bagi presiden dan wakil presiden yang terpilih di Sidang Umum MPR, mendesak pembentukan kabinet yang jujur, pemusnahan aparat pengecut dan desakan reformasi secara total. Rapat akbar ini dihadiri oleh Amien Rais, ia menyampaikan ultimatum kepada pemerintahan presiden Soeharto untuk dapat menyelesaikan krisis nasional.
Tanggal 3 April 1998, mahasiswa UI berdemonstrasi di FK UI Salemba sebagai bentuk penolakan tawaran dialog dari ABRI ataupun pihak pemerintah. Senat Mahasiswa UI menganggap komunikasi atau dialog yang ingin dijalankan oleh Fraksi ABRI hanya bersifat simbolis dan menghindari esensi persoalan sebenarnya.
Serangkaian peristiwa pergerakan dari bulan Januari hingga Mei di tahun 1998 tidak hanya dilakukan oleh mahasiswa, tetapi juga oleh para akademisi maupun UI sebagai institusi pendidikan tinggi. Tanggal 30 Maret hingga 1 April 1998, UI mengadakan simposium dengan tema "Kepedulian UI Terhadap Tatanan Masa Depan Indonesia". Simposium yang dihadiri oleh para akademisi maupun aktivis kampus ini ditujukan untuk membahas dan memberikan solusi dari krisis yang terjadi, terutama pada bidang ekonomi, hukum dan politik.
Tidak hanya simposium, upaya yang dilakukan oleh UI sebagai sebuah institusi pendidikan tinggi adalah dengan melaksanakan audiensi langsung pada tanggal 16 Mei 1998 dengan presiden Soeharto di kediamannya di Jl. Cendana No.8. Audiensi ini dipimpin langsung oleh Prof. Dr. Asman Boedisantoso Ranakusuma. Para akademisi lain yang turut hadir diantaranya adalah dr. Usman Chatib Warsa, Ph.D (Pembantu Rektor I), Muhammad Nazif, S.E., MBA (Pembantu Rektor II), Drs. Umar Mansur, M.Sc (Pembantu Rektor III), Prof. Dr. Anwar Nasution (Dekan FE UI), Prof. dr. M.K. Tadjudin (Mantan Rektor UI), Prof. Miriam Budiardjo (FISIP UI) dan Zen Umar Purba, S.H.,L.L.M. Dalam audiensi ini civitas akademika UI menyampaikan rangkuman simposium “Kepedulian UI Terhadap Tatanan Masa Depan Indonesia”. Selain itu, dalam audiensi tersebut Prof. Miriam Budiardjo membacakan pernyataan 14 Mei yang berisi bahwa para staf pengajar UI menyambut baik kesediaan presiden Soeharto untuk mengundurkan diri dari jabatan presiden.
Jauh sebelum peristiwa reformasi 1998, civitas akademika UI sudah terlibat di dalam peristiwa-peristiwa pergerakan besar di Indonesia, seperti aksi mahasiswa pada peristiwa Tritura di tahun 1966 yang menewaskan Arief Rachman Hakim, mahasiswa Fakultas Kedokteran UI. Selain itu, mahasiswa Universitas Indonesia terlibat dalam aksi besar yang terjadi di tanggal 15 Januari 1974. Aksi tersebut dikenal dengan nama Malapetaka Lima Belas Januari (Malari).
Kontribusi yang ditunjukkan oleh UI baik dalam sikap kritis civitas akademika dan dalam perkembangan ilmu pengetahuan menunjukkan bahwa UI selalu aktif berkontribusi untuk kemajuan Indonesia.
Referensi
Tahun Emas Universitas Indonesia Jilid 3. (1999). Somadikarta, S., Wahyuning, Tri., Irsyam, M., Oemarjati S, Boen. Depok: Universitas Indonesia.
Universitas Indonesia. 1998. Rangkuman Eksekutif Simposium Kepedulian UI Terhadap Tatanan Masa Depan Indonesia. Depok:Universitas Indonesia.
Puspadewi, Leny. 2002. Oposisi di Indonesia: Studi Kasus Gerakan Mahasiswa 1998 di Jakarta. Skripsi. Depok: Universitas Indonesia.
Arismunandar, Satrio. 2005. Bergerak! Peran Pers Mahasiswa dalam Penumbangan Rezim Soeharto. Yogyakarta: Genta Press.
Rizkiandi, Rosidi. 2012. Peranan Mahasiswa Universitas Indonesia dalam Gerakan Mahasiswa Reformasi di Indonesia Tahun 1998. Skripsi. Depok: Universitas Indonesia.
Helmy, Ahmad. 2018. "Linimasa Bergerak!Kawal Reformasi 1998".Gerbatama:83