Pak Dibyo: Penyambut dan Pelepas Mahasiswa UI
Apa kamu mengenal Pak Dibyo? Jika belum, ada tiga kemungkinan. Pertama, bisa jadi kamu bolos latihan paduan suara saat menjadi mahasiswa baru (maba). Kedua, kamu tidak mengikuti wisuda, atau mungkin kamu bukan lulusan UI?
Mahasiswa UI mungkin lebih mengenal Dr. Drs. Sudibyo, M.Si yang akrab disapa “Pak Dibyo” sebagai dirigen atau konduktor paduan suara mahasiswa. Namun, beliau juga berprofesi sebagai dosen Ilmu Komunikasi FISIP UI dan menjabat sebagai Kepala Sub Direktorat (Kasubdit) Pengembangan Minat & Bakat di Direktorat Kemahasiswaan UI. Sosoknya sangat populer di UI. Bagaimana tidak? Pada saat mahasiswa baru UI memasuki masa orientasi, beliau memandu mereka untuk melakukan paduan suara di Balairung dalam rangka mengiringi upacara wisuda. Jadi, setiap mahasiswa UI tentunya telah bertemu dengan tokoh populer tersebut minimal sebanyak dua kali, yaitu saat menjadi mahasiswa baru dan juga ketika menjadi wisudawan.
Terdapat sebuah julukan khusus yang disematkan oleh Prof. Dr. dr. Sujudi (Rektor UI 1986-1994) kepada Pak Dibyo, yaitu “Dekan Balairung” atau “Rektor Balairung”. Julukan tersebut disematkan karena beliau selalu hadir pada acara wisuda di Balairung UI sebagai dirigen atau konduktor paduan suara sejak tahun 1983. Namun, dalam dua tahun terakhir (2020-2021) kegiatan Wisuda UI dilakukan secara daring dikarenakan pandemi Covid-19 dan Pak Dibyo menceritakan perasaannya saat kehilangan momen tersebut dalam wawancaranya bersama kami. “Ada something yang hilang, missing,” ungkap beliau dalam wawancara bersama kami di kantornya, Direktorat Kemahasiswaan UI.Untungnya momen tersebut tidak berlangsung lama. Setelah pandemi Covid-19 mereda, upacara wisuda kembali dilaksanakan secara langsung pada tanggal 10 September 2022. Berkaitan dengan momen tersebut, kami mewawancarai beliau dan membahas banyak hal.
Wawancara tersebut (22/09/22) merupakan program Dokumentasi Sejarah Lisan dari Kantor Arsip UI yang ditujukan untuk mengumpulkan informasi mengenai UI dan peristiwa penting di masa lalu melalui wawancara dengan tokoh-tokoh dari UI. Tak hanya memori yang berasal dari perspektif pejabat/petinggi, kegiatan ini juga mengumpulkan memori dari alumni mengenai kehidupan mahasiswa UI di masa lalu. Tujuan dari program tersebut ialah untuk memperkaya khazanah arsip statis UI.
Bersama kami, Pak Dibyo membahas awal kisah beliau tertarik pada paduan suara UI. Beliau mengutarakan bahwa pada saat beliau masih duduk di bangku SMA, beliau menyaksikan Paduan Suara UI di Kota Magelang dalam konser di Akademi Militer (AKABRI). Selain itu, beliau juga membahas mengenai kilas balik upacara wisuda UI tempo dulu di Balai Sidang Jakarta (sekarang Jakarta Convention Center) dan juga mengonfirmasi bahwa terdapat perubahan lirik lagu dalam Genderang UI. Pada penghujung wawancara, beliau menyampaikan pesannya untuk mahasiswa dan lulusan UI.
Baca juga: Sejarah Mars Genderang Universitas Indonesia
“Anda harus menjadi orang hebat, orang hebat adalah orang yang punya prestasi yang bisa dibanggakan buat negara dan bangsanya, baik di tingkat nasional maupun internasional,” ujar beliau. Pesan penutup yang kurang lebih serupa dengan pesan yang sering beliau sampaikan ketika melatih paduan suara mahasiswa baru (maba) UI. Semua bahasan tersebut telah kami publikasikan dalam video berjudul “Profesor Balairung”, julukan pelengkap untuk beliau dari julukan sebelumnya yang ia dapatkan.