Filosofi Elemen: Perjalanan panjang merupakan bagian berharga dalam sejarah. Lokomotif menjadi sebuah simbol sekaligus bagian penting yang terus berevolusi mengikuti perkembangan teknologi. Perkembangan lokomotif KΑΙ yang semakin unggul, kami gambarkan dengan segitiga yang meruncing dan warna yang kian lama memudar menunjukkan kesiapan ΚΑΙ untuk masa depan yang belum terlihat.
Sejak jalur Batavia—Buitenzorg dibuka pada 1873, kereta uap buatan Inggris dan Jerman mulai melintas. Mengangkut penumpang serta hasil perkebunan setiap harinya. Meski berjalan lambat dan berasap tebal, lokomotif uap menandai awal sejarah panjang perkeretaapian di Hindia Belanda. Pada 1925, kereta listrik pertama hadir di Hindia Belanda. Tampak lebih cepat, gesit, senyap, dan tidak mencemari udara dibanding kereta uap.
Pembaruan berlanjut selepas kemerdekaan. Pada era 1970 sampai 1980-an, Indonesia mendatangkan kereta diesel dan listrik dari Jerman serta Jepang. Titik penting lainnya terjadi saat Kampus UI Depok diresmikan pada 1987. Stasiun UI dan Pondok Cina menjadi simpul vital mobilitas mahasiswa, dosen, dan pegawai. Sejak itu, kereta menjadi penghubung gagasan, ruang belajar, dan semangat membangun peradaban.
Lokomotif listrik milik ESS (Electrische Staatsspoorwegen) seri 3000 tahun 1924
(Foto: SBB Historic)
(Foto: SBB Historic)
Lokomotif ESS seri 3100 tahun 1924
(Foto: Stiftung Deutsches Technikmuseum Berlin)
(Sumber: Stiftung Deutsches Technikmuseum Berlin)
Lokomotif ESS seri 3200 tahun 1930
(Foto: KITLV)
Lokomotif ESS seri 3300 tahun 1930
(Foto: Stiftung Deutsches Technikmuseum Berlin)
Kereta di Kampus UI
Pembangunan Stasiun Universitas Indonesia dirancang secara strategis sejak tahun 1984 dan selesai pada 1987. Sejak awal pembangunan, Stasiun ini direncanakan tidak hanya untuk sekedar titik perhentian KRL, tetapi menjadi pintu masuk ke kawasan kampus bagi sivitas akademika dari Fakultas Sosial, Ekonomi, dan Teknik. Sementara itu, Stasiun Pondok Cina yang sudah lebih dahulu ada rencananya ditujukan untuk mengakomodasi pengguna dari Fakultas Ekonomi dan Teknik di sisi selatan kampus.
Beragam KRL melintasi Stasiun UI dan Pondok Cina mengiringi bagaimana jalannya aktivitas baik perkuliahan atau lainnya, baik di sekitar kampus UI ataupun di luarnya. KRL yang melintasi pun juga berubah wajah seiring dengan perkembangan kebijakan PT KAI itu sendiri. KRL sebelumnya ada yang berkelas Ekonomi, kemudian diikuti KRL AC, hingga saat ini.
KRD (Kereta Rel Diesel) Suryakencana Seri 302
(Foto: Arsip Universitas Indonesia)
KRL (Kereta Rel Listrik) Rheostatik Seri ED101
(Foto: Arsip Universitas Indonesia)
KRL BN-Holec Seri EA101
(Foto: M. Pascal Fajrin/IRPS Jakarta)
KRL INKA-Hitachi Seri EA102
(Foto: Soni Gumilang/IRPS)
KRL Seri 6000 eks Toei Metro
(Foto: M. Pascal Fajrin/IRPS Jakarta)
KRL Seri 103 eks Japan Railway
(Foto: Soni Gumilang/IRPS)
KRL Tokyu Seri 8000
(Foto: M. Pascal Fajrin/IRPS Jakarta)
KRL Seri 8500 “JALITA”
(Foto: M. Pascal Fajrin/IRPS Jakarta)
KRL Seri 5000
(Foto: M. Pascal Fajrin/IRPS Jakarta)
KRL Seri 1000
(Foto: M. Pascal Fajrin/IRPS Jakarta)
KRL Seri 7000
(Foto: M. Pascal Fajrin/IRPS Jakarta)
KRL Seri 05
(Foto: M. Pascal Fajrin/IRPS Jakarta)
KRL Seri 6000 Metro
(Foto: Andi Ardiansyah/IRPS)
KRL Seri I-9000
(Foto: Andi Ardiansyah/IRPS)
KRL Seri 205
(Foto: M. Pascal Fajrin/IRPS Jakarta)
KRL Seri 203
(Foto: M. Pascal Fajrin/IRPS Jakarta)
KRL Seri 8500
(Foto: M. Pascal Fajrin/IRPS Jakarta)
Trivia: Kereta Kosong Melintas di Stasiun UI?
Pada Jumat dini hari (12/12/2003), sekitar pukul 03.50 WIB, sebuah rangkaian KRL Rheostatik bernomor KA 459 tiba‑tiba meluncur tanpa kendali dari jalur 5 stasiun Bogor. Kereta itu —tanpa masinis, tanpa penumpang, dan tanpa rem yang berfungsi— baru berhenti sekitar pukul 04.25 WIB di emplasemen Manggarai. Semua bermula ketika KA 459 selesai berdinas sebagai KA 560 dan diparkir di jalur 5 setelah dicuci bersih. Namun, dalam hujan turun deras rangkaian kereta ditinggal tanpa handbrake dan stopblok. Sekitar pukul 03.00, petugas stasiun menghidupkan kereta di depo untuk memanaskan sistem, dan pada pukul 03.50 kereta spontan bergerak.
Petugas yang berada di dalam kereta segera naik ke kabin masinis di ujung selatan rangkaian dan mencoba mengaktifkan emergency brake. Namun, tekanan udara dari kompresor belum cukup kuat sehingga usaha mereka gagal. Kereta terus melaju menuju Jakarta, melintasi jalur yang berlawanan arah yang kemudian berhasil diamankan PPKA Stasiun Depok dengan memindahkan jalur ke arah Jakarta, kereta terus meluncur melintasi semua stasiun, termasuk Pondok Cina dan UI sampai tiba di tanjakan antara Stasiun Manggarai dengan Cikini.
Setelah berhenti singkat di Stasiun Cikini, petugas secara sigap menuruni kereta dan mengganjal roda kereta dengan batu di sekitar rel. Mereka juga menutup klep udara (ploegkraan) yang terbuka. Begitu petugas kembali masuk ke kabin masinis, tekanan udara mulai normal dan kompresor mampu mengisi reservoir dengan baik. Pada akhirnya, KA 459 berhenti sempurna di emplasemen Manggarai sekitar pukul 04.25 WIB. Setelah diperiksa di depo Bukit Duri dan dinyatakan laik operasi, kereta tersebut kemudian dioperasikan kembali dengan normal ke Stasiun Bogor.
Stopblok di Emplasemen Stasiun Bogor
Stopblok di Emplasemen Stasiun Bogor
Rem tangan (hand brake) KRL Rheostatic